I am Indonesian

Everyone Have an Own Name and Story

Doa di Tengah Kompetisi


Nah, adik-adik! Ayo kumpul dekat Kakak! Kakak punya sebuah cerita untuk kalian semua.

Seorang pemuda dengan semangat meluap mencoba bercerita. Di depannya duduk belasan anak kecil yang tidak sabar menantinya.

========================================================================



Suatu hari diadakan lomba marathon untuk anak-anak SD. Peserta lombanya, kurang lebih ada sepuluh anak. Sembilan diantaranya memiliki tubuh yang tegap dan memakai pakaian olahraga yang bagus. Sedangkan yang satunya bertubuh kurus ramping dan berpakaian sederhana, apa adanya, bahkan celana pendek yang digunakannya sobek pada bagian belakang. Kasihan.
Beberapa menit sebelum lomba dimulai, semua peserta tampak melakukan pemanasan. Semuanya begitu semangat terhadap lomba maraton ini. Tampak pula para pendukung dari tiap peserta yang tidak kalah semangatnya. Ada yang berteriak-teriak menyebutkan nama peserta jagoannya. Ada yang membawa bendera dan spanduk. Ada yang memakai kaos dukungan yang tercetak foto wajah dan nama peserta maraton yang didukungnya. Namun, dari semua itu, tidak ada satupun yang meneriakkan nama peserta kurus ramping itu. Tidak ada tulisan nama, apalagi foto wajah anak tersebut. Tidak satupun.

Walaupun begitu, tak terlihat wajah kecewa dari anak bertubuh kurus itu. Dia malah senyum bangga kepada para supporter yang tak mendukungnya itu seolah ingin mengatakan “Mari kita lihat siapa yang memenangkan lomba ini!”.

Juri mulai memandu “Lomba sebentar lagi akan dimulai. Dalam Hitungan ke-lima para peserta silahkan mulai lari. 5... 4...”.

Sebentar, Juri! Berikan aku aku waktu beberapa menit untuk berdoa terlebih dahulu...”, tiba-tiba anak bertubuh kurus tersebut meng-interrupt Juri.
Oke, silahkan! Aku beri waktu dua menit untuk berdoa.”Dan anak bertubuh kurus itu pun berdoa.


5... 4... 3... 2... 1...! Mulai!
Semua peserta lomba mulai berlari. Mereka semua berlari sekencang-kencangnya, anak bertubuh kurus pun juga mengeluarkan segenap tenaganya untuk mencapai garis finish terlebih dahulu. Tak ketinggalan para supporter bertambah semangat berteriak nama jagoannya masing-masing. Dan hasilnya,sungguh tak disangka-sangka. Anak bertubuh kurus tersebut mencapai garis finish terlebih dahulu.


========================================================================

Horeee...!!!”. Teriakan senang anak-anak yang mendengarkan cerita tak kalahh semangatnya. Anak-anak merasa bahwa anak bertubuh kurus itu adalah representasi dari dirinya.

Loh, mas.. kira-kira apa ya yang didoa’in anak kurus sebelum lomba dimulai?” Salah satu dari mereka ada yang bertanya tentang isi doa anak bertubuh kurus tersebut. Penasaran.

Kira-kira apa?” Tanya pemuda itu balik.

Berdoa supaya teman-temannya kepleset saat lari!
Salah!”. Jawab pemuda itu.
Berdoa supaya perut pesaingnya sakit!
Salah!”.
Berdoa supaya otot kaki peserta lainnya keram!
Salah!”. Jawaban anak-anak semakin kreatif.
Berdoa supaya matanya tiba-tiba buta!
Berdoa supaya tiba-tiba gila!
Berdoa supaya ada monter lewat di depan para pesaingnya!
Salah! Salah! Salah!

Nah, terus apa dong, mas? Daritadi jawaban kita salah terus...”. Salah satu bertanya dengan muka iba dan penasaran.

Tadi ceitanya belum selesai. Nih, aku mau ceita kelanjutannya...

========================================================================

Dan anak bertubuh kurus pun menang. Dia menang!
Beberapa saat kemudian, ketiga juara dipanggil namanya untuk menaiki podium kemenangan dan penyerahan hadiah. Anak bertubuh kurus itu pun menaiki podium juara 1 dengan sangat bangga. Banyak para supporter yang kecewa, namun tak sedikit pula yang berdecak kagum dengan semangat juang si anak bertubuh kurus.
Kita sambut juara 1 kali ini.”, teriak MC acara. Semua bertepuk tangan menyambut kemenangan si anak bertubuh kurus.
Oke, Nak... Kalau boleh tahu, apa yang kamu inginkan saat bedoa tadi?” Tanya MC kepada sang juara.
Sebelum lomba benar-benar dimulai, saya berdoa kepada Allah SWT supaya saya tidak menangis jikalau saya kalah dalam lomba ini.
...
Sepertinya terlalu naif bagi saya, Pak, jika saya mendoakan suatu musibah bagi orang lain.”.

-qn

0 comments:

Post a Comment

 
 

Total Pageviews

Followers