Matahari sudah menampakkan dirinya, muncul dari sisi timur gunung ini. Sinar matahari membantu kami memberi penerangan dalam perjalanan kami menuju puncak. Sialnya, kami harus sesegera mungkin sampai Puncak sebelum gas beracun mulai turun menyerang siapa saja yang masih ada di sekitarnya. Jalur yang semakin memuakkan, semangat yang down, dan fisik yang terseok-seok semakin memersulit langkah kami menuju Puncak. 3 orang dari kami sudah kembali ke tenda, dan aku sudah tidak mau memikirkan siapa lagi yang jadi 'korban' selanjutnya. Bisa jadi aku.
***
Satu... Dua... Tiga...
Em..pat... Li....ma... En.....aam... Tuj...
Srottttttttt..!!
Aku terperosot ke bawah beberapa
meter. Oh, Damn! Susah payah aku naik
ke atas, kini aku kembali terperosot ke tempat semula. Linu di kakiku mulai
terasa kembali, tapi aku sudah gak
peduli. Aku yakin bahwa teman-temanku lainnya juga pasti ada yang merasa linu
di kakinya, tapi mereka diam saja tanpa keluhan. Kalau mereka saja bisa, masak
aku gak bisa. Aku mencoba membulatkan
tekadku lagi, walaupun susah.